read more story

Orang tua juga butuh ditemani


Barangkali satu - satunya hal yang paling mungkin untuk dilakukan saat Bapak & Ibu kita menua, sementara diri ini merasa belum cukup membahagiakan mereka, adalah MENEMANI.

Bu Elly Risman di kelas belajar pernah berpesan:
Selagi masih ada, perlakuan orang tua seperti mereka memperlakukan kita sewaktu kecil. Pakai 2 telinga dari pada 1 mulut. Banyak mendengar & sedikit bicara. Baca bahasa tubuh, baca perasaan. Jika ingin memanjakan, manjakanlah perasaannya.

Konon saat tua, segala masa lalu muncul dalam diam dan dalam tidur. Itulah kenapa seseorang menjadi lebih emosional. Kita tidak pernah sepenuhnya tau apa yang dialaminya.
Pun proses dari muda menjadi tua & perubahannya (fisik, emosi, hormon, spiritual) bukanlah proses yang mudah untuk dihadapi.

Akan ada masanya fisik yang dulu kuat menjadi lemah & renta.
Akan ada masanya, hati yang dulu kuat menjadi lebih perasa & inginnya dimanja.
Akan ada masanya yang dulu pemberani menjadi takut pada sesuatu yang dulu tidak ditakuti.
Itulah kenapa orangtua butuh ditemani.

Saat sakit, orang tua butuh ditemani. Tidak sekedar merawat fisiknya tetapi juga menghibur hatinya dan membantu berdamai menerima kondisinya.

Saat sehat, orang tua juga butuh ditemani. Tidak hanya hadir disampingnya tapi juga menjadi teman yang mau mendengarkan. Meskipun kadang membosankan karena ceritanya diulang - ulang sampai hafal.

Tapi itulah orangtua.

Ingatkah saat kecil dulu? Kita inginnya selalu minta ditemani dan menangis saat ditinggalkan. 
Barangkali orangtua juga begitu, hanya saja mereka lebih mampu menyembunyikan kesedihan dan tangisannya.

Ah, berbicara tentang sepasang kekasih ini memang selalu membuat mata berkaca - kaca.

Notes:
Ditulis sebagai refleksi atas suatu kejadian. Ketika ingin memberi surprize mudik dadakan (karena sudah 5 bulan tidak pulang) tapi malah diri sendiri yang kaget karena sampai rumah lihat Ibu sakit. Dan seperti biasanya Ibu adalah seorang yang tidak mau bercerita kesulitan yang dihadapinya.

Rasanya ingin menyalahkan saja kenapa Ibu tidak berterus terang sampai kondisinya seperti itu, tapi itu tidak akan menyelesaikan masalah. Cerita tentang bagaimana menghadapi gejolak emosi diri sendiri kala itu akan diceritakan di tulisan selanjutnya. Insyaa Allah.

Comments