read more story

Yang paling dekat dengan kita



Assalamu'alaikum. .

Aku mau cerita. Pekan lalu aku mengalami kecelakaan. Alhamdulillah aku dan adekku selamat meskipun ada luka - luka di badan. Kalau ingat kejadian itu rasanya merinding. Ternyata batas antara hidup dan mati itu sangatlah dekat. Sedekat itu. .

Seingatku aku mengalami 2x kejadian mengerikan seperti itu.

Pertama tahun 2010 dalam perjalanan dari Kebumen ke Jogja. Waktu itu aku naik motor dibonceng seorang laki - laki (mau nyebut mantan pacar kok gimana gitu yaa). Kami serombongan 3 motor dan posisi motorku ada di tengah. Sampai di Wates motor depanku memberi aba - aba lambaian tangan seperti memberi tanda aman kalau mau maju dan nyalip bus depanku. Kami menyalip bus setelah melihat aba - aba itu. Begitu nyalip motorku ngerem mendadak karena ternyata dari arah berlawanan ada truk. Motor belakangku kaget dan nabrak motorku. Saat itu juga motorku oleng ke kanan kiri antara bus dan truk. Aku nggak ingat gimana kejadian detailnya karena tau - tau kami sudah berada di depan bus dengan posisi motor tanpa terjatuh. Kalau ingat kejadian ini duh rasanya ngeri sekali. Andaikan saat itu kami terjatuh entah akan seperti apa nasibnya.

Kejadian kedua pekan lalu, aku sama adekku berangkat pagi - pagi untuk menyiapkan acara kelas sharing @temanbaik_kamu. Kami jalan santai biasa. Begitu sampai Gereja Banteng jalan Kaliurang ada motor di depanku ngerem mendadak. Motorku tidak sempat ngerem lalu terjadilah tabrakan. Ceritanya motor depanku itu delivery Hoka - Hoka Bento mau ke kiri (masuk ke Gereja buat nganter pesanan) tapi tidak lihat di belakang ada kami. Dia juga ngaku nggak bisa lihat belakang karena pandangan kaca spion terhalangi box makanan. Dia juga tidak memberi aba - aba sen ke kiri. Yasudah semoga saja dia nggak dipecat dari pekerjaannya.

Yang mengerikan adalah saat aku jatuh saat itu juga di sebelah kananku lewat bus pariwisata dari arah belakang. Orang - orang sampai mengira kalau kami jatuh karena tersenggol bus. Pas busnya lewat posisiku masih terjatuh belum sempat berdiri. Saat itu juga pikiranku nggak karuan kemana - mana. Aku panik kaya orang bingung. Entah apa jadinya nasibku kalau sopir busnya nggak sigap buat ngerem dan ambil jalur sebelah kanan. Seharian itu aku sedih dan nangis berkali - kali.

Alhamdulillah aku masih diberi kesempatan untuk hidup. Aku masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri lagi. Aku nggak kebanyang gimana nasibku jika kecelakaan tahun 2010 adalah ajalku. Bagaimana nasibku setelahnya karena saat itu aku boncengan berdua dengan laki - laki yang bukan halalku. Pun jika kejadian pekan lalu menjadi ajalku aku juga tidak bisa menjamin nasibku selanjutnya. Tapi aku sedikit lega karena posisiku saat itu berangkat dalam rangka kegiatan sosial dan aku tidak berduaan dengan laki - laki bukan muhrim.

Dari dua kejadian itu ada dua hal yang aku sadari. Pertama, sebisa mungkin kita tidak berhenti menyibukan diri dengan kebaikan karena kita tidak pernah tahu bagaimana cara kita mati nanti. Karena yang paling dekat dengan kita adalah kematian. 

Dan kedua, Allah memang sesayang itu sama hamba-Nya. Setiap kejadian kecelakaan aku selalu lupa gimana rasanya, lupa gimana detailnya. Kalau aku masih diberi memori tentang detail kejadiannya, mungkin sampai detik ini aku masih trauma dan nggak bisa naik motor lagi. 

Teman - teman jangan lupa hati - hati di jalan ya. Takdir memang tidak ada yang tau tapi kita wajib berikhtiar untuk hati - hati. Jangan lupa baca doa selama perjalanan. Dan semoga saat ajal menjemput kita, saat itu kita sedang berada dalam kebaikan. Sehingga kita bisa kembali dengan tenang menjadi hamba yang khusnul khatimah. Aamiin, ,

Terimakasih sudah membaca, maafkan bahasaku yang berantakan ini hehe.


Love, Nieta.

Comments