read more story

Agar hutang tidak jadi perang


Foto by Freepik

Berapa banyak orang berteman lalu menjadi musuhan karena perkara hutang. Berapa banyak saudara menjadi bertengkar karena masalah hutang. Hutang oh hutang. .

Memberi pinjaman terkadang memang menjadi dilema ya. Satu sisi ada rasa iba kepada orang yang meminta tetapi di satu sisi ada rasa ingin menolak saja karena alasan tertentu.

Supaya tidak berujung menjadi perang, ada beberapa aturan memberi hutang. Seperti kata Kang Asep dalam seminar Family Therapi sebulan lalu bahwa masalah hutang - menghutangi ini salah satu penyebab "perang" dalam keluarga dan dunia rumah tangga. Supaya niat baik kita membantu orang lain tidak menjadi masalah di kemudian hari, ini dia tipsnya:

1. Cek kondisi finansial saat itu

Jika kondisi finansial kita sedang longgar, memberi bantuan kepada orang lain adalah baik. Sebaliknya, jika saat itu kita sedang banyak kebutuhan katakan saja dengan jujur. Jangan sekali - kali mengatakan tidak punya uang ya karena ucapan adalah doa. Katakan jujur bahwa kita memiliki uang tetapi juga dibutuhkan untuk keperluan sendiri.

2. Pertimbangkan siapa yang meminjam

Untuk urusan ini memang sedikit tricky yaa. Jika yang sedang membutuhkan bantuan adalah orang terdekat kita sebaiknya memang dibantu. Jika bukan, cek dulu apakah orang tersebut bisa dipercaya atau tidak. Orang terdekat yang aku maksud disini adalah orangtua, saudara kandung/ipar, dan sahabat dekat. Selain itu kita tetap perlu mempertimbangkan reputasi orang tersebut.

Dulu aku pernah memberi pinjaman ke saudara (bukan keluarga dekat) dan bermasalah. Waktu itu perjanjian hanya pinjam sebulan dan uang yang dipinjam adalah uang tabungan modal menikahku sama Mas Ares. Aku pikir ini uang santai dan tidak mendesak dipakai sampai sebulan kedepan. Eh sampai aku lamaran dan menikah uangnya belum juga balik. Jumlah yang dipinjam cukup besar buat kami. Akhirnya kembali walaupun tidak 100% setahun setelah kami menikah. Itupun dengan drama penagihan yang sebenarnya bikin aku malas. Habis itu aku lumayan kapok meminjamkan uang. Biarpun masih saudara, orang - orang seperti ini masuk daftar blacklist.

3. Menentukan besarnya pinjaman

Setelah menentukan memberi pinjaman uang, langkah selanjutnya adalah besarnya pinjaman. Kalau ini bebas ya sesuai keputusan masing - masing. Jika yang meminjam orang terdekatku biasanya aku sesuaikan antara kebutuhan si peminjam dengan kondisi keuanganku saat itu.

Tipsnya jika yang meminjam bukan orang terdekat yaitu nominal maksimal memberi pinjaman adalah berapa jumlah uang maksimal yang bisa kita ikhlaskan kalau uang itu hilang. Cara ini supaya setelah kita memberi pinjaman tidak ada beban dan bisa melepaskan jika si peminjam tidak amanah.

Oiya yang cukup penting adalah bicarakan dengan pasangan jika kita sudah menikah. Apapun uang yang kita keluarkan adalah atas kesepakatan berdua. Apalagi jika posisi kita sebagai istri. Keterbukaan soal pengeluaran adalah bentuk tanggung jawab kita mengelola harta suami.

Semoga bermanfaat yaa. . Apakah kamu pernah punya cerita hutang berujung perang? Boleh dong ceritakan di kolom komentar :)



Love, Nieta.





Comments