read more story

Jangan salah paham dengan penampilanku



Suatu hari seorang teman datang kepadaku. Disela - sela obrolan kami muncul-lah pembahasan tentang hijrah.

Temanku bilang bahwa hijrah itu seharusnya bukan sekedar merubah penampilan fisik semata tetapi justru yang lebih penting itu memperbaiki hati & perilakunya.

Mendengar itu hanya diam dan menyimak. Apa yang dia katakan tidak sepenuhnya salah meskipun tidak sepenuhnya benar juga.

Aku tidak tahu apakah pendapat itu ditujukan untukku atau bukan, tapi jika boleh jujur iya aku sedikit merasa "dicolek". Kalimat itu bisa saja terpikir karena dia kecewa dengan kondisi di lingkungan sekitar bahwa betapa banyak perempuan yang berpenampilan sesuai syariah tetapi perilakunya tidak seanggun pakaiannya.

Bisa jadi itu juga cerminan atas diriku yang masih jauh untuk dikatakan baik. Alhamdulillah obrolan hari itu menjadi pengingat untuk diriku sendiri.

Apakah aku marah saat itu? Tidak sama sekali. Aku pikir buat apa marah kepada orang yang bahkan dia belum mencoba bagaimana rasanya berpenampilan sesuai perintah Allah. Tentang perasaan yang berbeda tetapi nyaman yang sulit aku definisikan. Maksudnya ketika aku menjelaskan pun akan sulit diterima. Sama halnya ketika menjelaskan tentang rasa garam kepada seseorang yang belum pernah makan garam. 

Kedua, aku hanya berusaha tetap berperilaku baik. Pun kepada seseorang yang tidak sependapat. Perbedaan tidak seharusnya menjadi alasan untuk berbuat buruk kepada orang lain. 

Singkat cerita, setelah sekian tahun dari obrolan itu kami bertemu kembali dan ada hal yang membuat aku terharu. Iya, dia berkata bahwa ingin berpenampilan sesuai perintah Allah. MasyaAllah.. Alhamdullah Allah gerakan hati temanku ini, semoga dimudahkan. 

Hal yang aku sadari saat mendengar itu adalah aku bersyukur tidak bereaksi dengan marah saat itu. Jika waktu itu aku marah bisa jadi hal itu justru menambah kamus buruknya tentang seseorang perempuan yang berpakaian sesuai perintah Allah.

Jadi ketika ada seseorang yang belum siap dengan perubahan kita, tetaplah berbuat baik kepadanya. Karena dengan berbuat baiklah kita sedang menginspirasi bagaimana seharusnya adab seorang perempuan muslim kepada teman - temannya.

Dan bagiku, berhijab adalah cara mentaati Allah. Melaksanakan perintah-Nya. Soal akhlak & perilaku adalah hal berbeda yang didapatkan selama proses menjalani kehidupan. Banyak faktor pengaruhnya seperti pola asuh, lingkungan, keluarga & pendidikan.

Jadi memang tidak seharusnya menilai seseorang berdasarkan penampilannya. Hijab tidak bisa dijadikan tolak ukur baik buruknya akhlak seorang perempuan, tetapi perempuan yang taat sudah pasti menerapkan apa yang sudah diperintahkan oleh Allah.

Jika melakukan perubahan itu dimulai dari hal yang paling mudah maka berhijab adalah salah satunya. Kalau mau berhijab tetapi menunggu sampai hati dan akhlaknya baik dulu, mau sampai kapan? Sedangkan Allah saja tidak menuntut hamba-Nya untuk menjadi sempurna. Allah hanya meminta kita menjadi hamba yang taat. Soal akhlak manusia (yang mudah berubah & dirubah) siapa  yang bisa menjamin? 








Comments