Assalamu'alaikum. .
Aku mau cerita perjalanan aku merintis usaha bareng suamiku dari 2014 - 2018. Cerita ini juga menjawab request teman - teman di IG yang suka nanyain soal usahaku @nara_artwork.
Kalau mau tau seperti apa kisah lengkapnya baca sampai selesai yaa. .
Sejarahnya begini. .
Mas Ares iseng bikin plakat wisuda buat 2 sahabatnya Kak Empil & Kak Candut. Mereka berjuang buat wisuda bareng di tahun ke 7 (wkwk sorri yaa buka aib). Ceritanya pengen kasih hadiah spesial dan dibuatinlah plakat wisuda karakter yg sampe skrg jadi best seller produk @nara_artwork.
Tahun pertama (belajar) 2014
Mas Ares jadi desainer, aku marketing. Dengan ilmu seadanya yg kami punya masing- masing saat itu. Modal handphone sony ericson & komputer dari jaman SMA layar gede kesayangan Mas Ares. Komputernya suka eror dan sering desain ulang karena kerjaan belum di save tau - tau restart sendiri.
Handphone pertama
Komputer paling berjasa
Waktu itu aku masih kerja ditempat lain. Pagi jam 05.00 udah posting sana sini (ngiklan). Jam 06.00 setor materi dan packing plakat yg dikirim hari itu. Lanjut kerja jam 08.00 - 16.00. Pas dapet shif malem, pulang kerja masih lembur sampe jam 11 malem. Tiap hari kaya gitu sampe setahun. Karena kami belum nikah, kerjaan aku bawa ke kost.
Namanya usaha gak bisa langsung menikmati hasil. Setahun pertama fokus kami ngumpulin modal buat beli komputer baru, handphone baru dan bikin toko offline.
Perjuangan banget nabung sedikit - sedikit terkumpul Rp 600.000. Aku jual handphone lamaku laku Rp 200.000. Total ada Rp 800.000 buat beli handphone android bekas supaya bisa jualan di instagram. Pas beli komputer juga sama nabung dulu sampai terkumpul cukup.
Karena usaha kami jualan jasa, modalnya ya uang muka dari costumer. Gitu aja terus muter yg penting ada orderan masuk. So, buat memulai usaha itu gak harus nunggu punya ini itu. Kelamaan, pake modal seadanya dulu. Sambil jalan nanti bisa diperbaiki satu - satu.
Tahun kedua (masih belajar) 2015
Bulan Maret kami punya toko offline. Masih seadanya. Lantai belum dikeramik dialasin karpet vinil tipis. Atap belum diternit ditutup pakai kain biar kotoran gak berjatuhan.
Namanya usaha online tuh gak keliatan ya. Kami biasa dinyinyirin orang lain karena menurut mata mereka kerjaan kami "gak jelas" dan "gak nampak hasilnya".
Pernah juga pas kami buka lamaran desainer baru, ada yg dateng ke toko dan tanya:
Mba kantornya gini doang?
Sempet sebel sih tapi yaudah sih, orang lain mah bebas mau komentar apa. Kalem aja. Dan tahun 2015 ditutup dengan gembira karena AKU DILAMAR!
Tahun ketiga (terbaik) 2016
Tahun 2016 kami menikah. Dari hasil usaha kami sisihkan untuk modal nikah (undangan, cincin kawin, sebagian seserahan, foto prewed, foto nikahan dan makeup). Mungkin bagi kalian enggak seberapa jumlahnya. Tapi cukup butuh effort buat nabung sampe cukup buat bayar printilan nikah yang menurut kami enggak murah.
Setelah menikah usaha masih tetap lanjut. Kerja bareng pasangan emang seru tapi tantangannya harus bisa profesional. Enggak mencampur urusan pribadi dan kerjaan. Agak susah sih kalau lagi konflik tapi di toko harus ketemu kerja bareng. Love hate situation banget deh.
Tahun keempat (terberat) 2017
Bukan hidup kalau enggak ada ujiannya. Entahlah mungkin memang fasenya ujian bagi kami. Mulai dari pribadi, keluarga sampai kerjaan. Bisa dibilang sepanjang tahun 2017 adalah masa - masa terberat buat aku. Kalau roda berputar posisi kami ada di bagian yang nyentuh tanah.
Januari 2017 toko dikeramik dan diternit. Dicat ulang supaya layak jadi tempat kerja. Lagi - lagi kami juga harus nabung sedikit - sedikit buat renovasi toko. Belum genap setahun, menjelang akhir 2017 toko kami kebakaran. Kebayang kan gimana rasanya :')
Sisa bekas kebakaran sebelum dibongkar
Atapnya habis dilalap api
Tahun kelima (move on) 2018
Alhamdulillah semua ada hikmahnya. Sekarang toko kami sudah berdiri lagi dan pindah posisi di pinggir jalan (awalnya agak masuk & enggak keliatan dr jalan). Intinya semua berproses sih. Tugas kita cuman usaha aja, hasil akhir itu bukan urusan kita. Biar Allah aja yg atur.
Prinsip kami, membangun usaha itu ibarat merawat anak. Jangan sampai dapat asupan yg enggak baik. Apalagi godaan orang jualan itu luar biasa, batas baik buruknya cuma ujung kuku.
Dan yg paling penting jadilah pengusaha yg punya etika biar dapet berkahnya. Uang itu bonus, tapi jangan jadikan tujuan utama.
Semoga bermanfaat yaa. . InsyaAllah nanti sharing lagi. Kalau ada usul materi apa yang perlu aku bahas boleh dong ditulis di kolom komentar. Thankyou. .
Love,
Nita.
Comments
Post a Comment