Temenku tanya "Targetmu setelah menikah apa sih?".
Dia bilang bingung jawab waktu ditanya seperti itu.
Hmm. . Mikir cukup lama dan ternyata aku juga bingung jawab. Haha. . Kurang lebih seperti ini jawabannya:
Memiliki kualitas hidup yang lebih baik
Definisi kualitas hidup berbeda tiap orang. Simpelnya materi dan non materi. Aku enggak punya target materi: tahun ini beli mobil, beli rumah, dan lain - lain. Berdoa minta rejeki berkah pasti, tapi enggak mendikte Tuhan. Cukup berusaha yang terbaik karena nominal rejeki bukan urusanku. Berapa jumlah dan bentuk rejeki-Nya itulah yang aku butuhkan. Bukan karena hasil jerih payahku tapi itu rejeki dari Allah. Tugasku menjemput dan memantaskan diri untuk menerima rejeki-Nya.
Selebihnya hubungan baik kita dengan Tuhan dan sesama manusia (terutama pasangan). Di agamaku, menikah itu ibadah. Melayani suami, taat pada suami, ikhlas menjalani ujian rumah tangga, saling mengingatkan sholat, rasa syukur yang semakin bertambah, dll.
Menurtku, kunci kualitas hubungan suami istri adalah komunikasi. Kalau aku ada sesi curhat tiap malam sebelum tidur. Melepas emosi negatif, cerita apa aja yang terjadi hari ini. Habis itu tidur nyenyak tanpa membawa beban. Besoknya bangun terasa lebih fresh.
Sesering mungkin pergi berdua. Tidak harus mahal loh ya. Yang penting bisa rileks dan enak buat ngobrol. Seringnya kami diskusi. Sesi favoritku adalah memahami hikmah. Belajar dari kisah orang lain lalu merefleksikan ke diri sendiri, instropeksi. Berusaha memandang masalah dari sisi yang berbeda.
Kalau bosan berdua, pergi rame - rame atau kumpul bareng komunitas positif. Makin banyak teman makin banyak pelajaran. Makin banyak mendengar, makin nambah syukur.
Sesekali "berpisah" untuk me time. Setiap orang perlu ruang untuk sendiri meskipun sudah menikah. Aku pergi seharian, Mas Ares biasanya sepedaan. Bahkan aku diijinkan nginap dirumah teman atau mudik sendirian. Setelah me time jadi kangen dan lebih sumringah. Me time itu buat kebaikan bersama. Kalau kondisi psikis kita baik, pas ketemu pasangan pasti baik.
Efeknya, alhamdulillah seberat apapun masalah, tidak memicu keributan besar. Konflik pasti ada tapi bisa dikomunikasikan. Ribut pasti pernah, kalau aku emosi, Mas Ares diemin aku nunggu tenang buat ngobrol lagi. Juga sebaliknya.
Stress juga harus dikelola. Biasanya aku nulis yang penting emosi tersalurkan. Kalau belum sembuh aku beberes rumah sampai capek dan bisa tidur. Kalau belum sembuh juga, aku ketemu sama temen buat ngobrol walaupun sebentar. Intinya biar kembali tenang dan masalah utama selesai. Enggak nambah masalah dan ribut yang enggak perlu. Biasa kan orang emosi, ributnya kemana - mana.
Apasih yang dicari setelah menikah selain ketenangan dan ketentraman batin?
Menjadi pendamping terbaik
Keinginan terbesarku adalah mendampingi Mas Ares mencapai puncak suksesnya. Menjadi seseorang yang akan dia ingat kalau akulah yang selalu ada di sisinya, suka maupun duka. Kalau aku mati duluan, enggak menyesal. Tugasku sudah selesai, menjaga titipan-Nya dengan baik. Akhirnya, aku bisa kembali menghadap-Nya dengan tenang.
Aku punya cita - cita begitu juga Mas Ares. Setelah menikah aku lebih fleksibel dengan kondisi. Orang bilang aku membatasi diri, tapi aku bilang ini aktualisasi diri. Aku tau kapan harus mengejar mimpiku. Prioritas saat ini adalah menjadi pendamping terbaik buat Mas Ares.
Kalian gak punya cita - cita berdua gitu?
Tentu aja punya dong! Kami suka sepedaan. Dulu kami bertemu di komunitas sepeda. Mimpi kami keliling dunia bawa sepeda. Katanya sepedaan berdua seru karena rasanya masih sama kaya waktu PDKT dulu. Haha. .
Mas Ares punya brand kaos khusus pecinta sepeda. Mimpi kami bisa jadi brand yang mendunia 5 atau 10 tahun lagi. Aku sih cuma jadi tim hore - hore dibalik layar, support apapun yang dia ingin capai.
Kami juga punya project bikin karya berdua, bikin vlog sepedaan. Ngajak orang - orang buat cinta sepeda. Di daerah asalku, sepeda itu simbol kemiskinan dan kita punya misi kalau sepeda itu keren tidak seperti pandangan orang - orang.
Cita - cita pribadiku nulis buku minimal 1x seumur hidup. Ya siapa tau kalau aku udah mati, bisa jadi obat kangen orang - orang yang aku tinggalkan. Siapa tau bukunya bermanfaat dan bisa jadi amal baik nanti.
"Dan apapun yang kami lakukan yang penting adalah ridha-Nya. Karena semua yang kami punya adalah titipan yang sewaktu - waktu bisa diambil kembali".
Btw, makasih ya buat temenku, Ucy, ini tulisan gara - gara pertanyaanmu loh :D
Love,
Nieta.
Targetku dan suami setelah nikah juga berhubungan dgn hobi berdua. Krn kami suka traveling, target kami bisa mengunjungi sebanyaaak mungkin negara yg blm pernah didatangin, minimal setahun sekali nambah chop negara baru di pasport. Dan keinginan kami berdua, juga membawa anak2 kalo negara yg didatangi termasuk yg kids friendly :) . Itu aja sih, ga mau muluk2. Kalo ga sesuai hobi, takutnya malah ga semangat achieve targetnya
ReplyDeleteBayanginnya bakalan seru banget tuh Mbak. Iya setuju mbak, sesuai hobi soalnya kalo udah pergi berdua harus sama - sama menikmati perjalanan dan tujuan wisatanya :)
Delete