read more story

Prioritas dikabulkan sebuah DOA




Pernah saya marah karena doa belum dikabulkan padahal segala usaha sudah dilakukan.

Pernah saya kesal karena keinginan belum tercapai padahal macam - macam upaya sudah dijalankan.

. . . . .

Iya, saya sering lupa dengan kasih sayang Allah. Selalu menanyakan kenapa begini kenapa begitu.

Kenapa pasangan yang berzina mudah mendapatkan anak? Bahkan banyak yang membuang dan membunuh anaknya sendiri.

Kenapa kami yang sudah halal justru sulit mendapatkan keturunan? 

Kenapa?
. . . . .

Menelaah diri membuat saya  banyak menemukan kasih sayang Allah yang terlupakan.

Doa saya tidak ditolak, tapi  Allah  punya prioritas permintaan hamba-Nya yang harus didahulukan. Sesuai dengan kondisi dan kapasitas si peminta doa.

. . . . .

4 Tahun yang lalu

Saya berdoa minta menikah di usia 25 tahun, tahun depan, tapi saya menikah usia 26 tahun. Dua tahun menunggu. Dulu saya sedih. Sekarang saya sangat bersyukur. Saya paham. Allah memberi saya usaha sebelum menikah. Selama penantian 2 tahun saya sibuk menjalani usaha dengan Mas Ares namanya NaRa Artwork.

Doa saya terkabul persis seperti apa yang saya minta semenjak mahasiswa yaitu ingin punya usaha yang dijalani bersama pasangan (halal). 

Iya, prioritas-Nya saat itu adalah saya punya usaha dulu baru menikah. Sesuai dengan kondisi saya dan Mas Ares saat itu. 

Hikmahnya, kami tidak mengalami kesulitan finansial setelah menikah karena sudah disiapkan sebelum menikah. Dan usaha kami masih berjalan sampai sekarang. Alhamdulillah. . 

. . . . .

2,5 tahun yang lalu

Saya berdoa agar diberikan keturunan. Kami tidak menunda kehamilan. Sampai sekarang doa saya belum dikabulkan. Saya juga tidak tau sampai berapa lama. Saya masih suka sedih ketika tamu bulanan hadir.

Ternyata Allah mengabulkan doa saya yang lain persis seperti yang saya minta.

Dari awal menikah kami berkomitmen akan menjaga bersama seberat apapun ujiannya. Kecuali satu hal, penghianatan. Saya sering berdoa "Jika setiap pernikahan diuji kesetiaan saya mohon jangan uji kami dengan hadirnya orang ketiga."

Kesetiaan kami diuji bukan dengan hadirnya orang ketiga tapi dengan belum diberi keturunan. Persis seperti yang saya minta. Dan saya bersyukur kondisi seperti ini tidak menjadi pemicu keributan dan saling menyalahkan.

Hikmahnya, ikatan kami semakin erat. Saling menguatkan satu sama lain. Saling support saat menjalani program kehamilan. Saling mendoakan untuk kebaikan masing - masing.

Sembari menunggu, kami belajar agar menjadi orang tua yang baik. Mempersiapkan finansial pendidikan anak - anak. Bahkan kami sering membahas anak - anak sekolah dimana, mau diajak travelling kemana, sampai nanti kalau mereka naksir dengan lawan jenis harus bagaimana. Tertawa pasti karena kami terlalu jauh berpikir. Tapi obrolan seperti itu membuat kami merasa dekat meskipun belum saling bertemu.

. . . . .

Kesimpulannya. .

Dibalik keinginan kita, ada keinginan Tuhan yang lebih baik dan lebih benar. Tidak ada doa yang ditolak. Semua doa akan dikabulkan di saat yang paling tepat.

Jika kita memiliki prioritas dalam hidup, kenapa Tuhan tidak?

. . . . .

Semoga bermanfaat. .


Love,


Nieta.


Comments