Tidak ada seorang pun yang
mengharapkan mendapat musibah tetapi musibah bisa datang kapan saja tanpa
memberi tanda. Seperti musibah kebakaran yang kami alami hari Rabu 25 Oktober
2017.
. . .
Pukul 05.30 dari kamar terdengar
gemerudug berisik sekali seperti orang berlarian di depan rumah.
“Mas itu suapa apa sih kaya orang lari – lari?” tanya saya ke suami.
“Bukan apa – apa kok!” jawab Mas
Ares tanpa cek keadaan diluar rumah.
Beberapa menit kemudian dari luar
kamar Babeh teriak
“Warunge kobong!”
Kami berdua langsung panik keluar kamar dan
pertama kali yang saya ingat adalah selamatkan komputer. Suami ambil kunci toko
lalu kami berempat (saya, suami, adek dan babeh) lari keluar rumah. Bukannya lari ke toko, suami malah ikut ambil
pasir dan air untuk memadamkan api. Saking paniknya sampe lupa mau selamatkan
komputer.
FYI toko kami terletak 10
meter arah barat daya dari rumah kami. Suara gemerudug itu
adalah langkah lari orang – orang yang mengambil pasir dan air. Lahan yang
terbakar adalah Warung Soto dan Sop Pak Nanto
yang meyatu dengan toko kami dan tempat pijat urat saudara saya Mas
Barjiyan. Dalam satu atap ada 3 tempat
usaha.
Saya pun bengong bingung dan lupa
kalau mau selamatkan komputer. Begitu ingat, saya minta kunci ke suami dan lari
ke toko ditemani Vini (adek saya). Btw Vini yang kakinya retak karena jatuh
tiba – tiba bisa lari karena panik. Begitu buka toko sayang langsung ambil CPU
dan memisahkan kabel penghubung CPU ke monitor. Saking paniknya sampe muter sekrup
kabel aja sampe lama sekali gak bisa – bisa. Beruntung suami datang menyusul
kami dan langsung bergegas mengambil alih semuanya. Alhamdulillah komputer
selamat. Semua data usaha kami ada di situ ya Allah :’(
Api disebabkan karena regulator gas yang bocor di dapur warung
soto lalu membuat kebakaran. Di dekat kompor ada tumpukan gas sekitar 20an tabung dan
semuanya isi gas. Kobaran api menjalar ke tumpukan gas dan spontan membuat
kobaran api yang besar. Saking besarnya api dari tumpukan gas sampai terdengar
bunyi seperti sirine “Ngunggg. . Ngunggg. .”. Asap tebal dan hitam terlihat
membungbung tinggi ke atas.
Kobaran api yang berpusat di
dapur menjalar ke belakang warung dan ke depan melahap toko kami dan tempat
pijat. Semua orang sibuk berlarian mengambil air dan pasir untuk memadamkan
api. Sebagian lagi sibuk menghubungi pemadam kebakaran.
Allahuakbar! Saya menangis melihat api melahap tempat
usaha kami. Satu per satu atap toko mulai runtuh dan jatuh. Saat melihat
kobaran api yang semakin besar saat itu pula menyaksikan kebesaran Tuhan. Ah
manusia memang tak punya apa – apa. Semua cuma titipan, kalau Allah sudah
berkehendak semuanya bisa diambil lagi dalam sekejap. Apa yang mau
disombongkan?
Satu jam berlalu api belum juga
padam tapi sudah tidak begitu besar karena gas yang ada di dalam tabung
berangsur habis. Lalu terdengar bunyi sirine tanda mobil pemadam kebakaran
datang. Alhamdulillah. . Empat mobil pemadam kebakaran datang. Tiga puluh menit
kemudian api padam. Alhamdulillah. . Meskipun tempat usaha kami habis dimakan
api tapi tidak ada korban jiwa. Yang penting semua selamat. Kalau materi sih
bisa dicari lagi.
Kita tidak pernah tau kapan
musibah akan datang. Tapi saya yakin dibalik semua musibah ini Allah akan ganti
dengan yang lebih baik jika kita bersabar. Sekarang saya
sementara pindah kerja di rumah. Kabar baiknya adalah toko akan dibangun dengan tata letak yang lebih baik dan sesuai keinginan kami. Awalnya toko kami nyempil di dalam tidak terlihat. Setelah dibangun nanti toko kami akan terletak di paling depan tepat di pinggir jalan. Alhamdulillah. . Allah memang Maha Baik.
Sisa - sisa kebakaran sebelum dibongkar
Terimakasih ya untuk semua teman – teman yang memberikan suport dan doa untuk kami sekeluarga.
Comments
Post a Comment