read more story

Menikahlah maka banyak impianmu akan tercapai


Mas suami dan saya 

Bismillah. . Hanya berbagi pengalaman. Bahwa segala takdir-Nya adalah yg terbaik. Kisah perjalanan saya sampai akhirnya dipertemukan dengan Mas Ares dan menikah di tanggal 8 Februari 2016. Menapaki kembali semua proses membuat hati leleh karena segala yg terjadi adalah apa yg saya impikan. Dan Allah membuat segala skenarionya menjadi sangat indah dan diluar apa yg saya bayangkan. 

Dengan menikah saya tidak hanya mendapatkan satu gelar dan status baru sebagai istri. Tapi Allah membuat skenario untuk mewujudkan apapun yg saya impian dari dulu. MasyaAllah, baru sadar setelah flashback dan nostalgia dengan memory sejak 8 tahun yg lalu.

Saya ingat betul sejak pertama datang ke Jogja sebagai mahasiswa dan merasakan betapa nyamannya kota Jogja sampai terbesit pikiran yg konyol spontan "Kayaknya enak ya kalau besok punya suami orang Jogja". Itulah secuil impian konyol saya 8 tahun yg lalu dan Allah mengabulkannya. Suami saya orang Jogja asli persis seperti apa yang saya impikan dulu. Berawal dari pertemuan tidak sengaja di sebuah komunitas gowes bernama Gowes Minggu Pagi pada tanggal 9 bulan 10 tahun 2011.

Dan saya kembali ingat akan sebuah cita-cita yg selalu saya tulis di daftar riwayat hidup saya, wirausaha. Mungkin itu juga yg membuat saya ditolak kerja disekian banyak perusahaan baik swasta maupun negeri yg saya lamar. Mungkin sudah bisa ditebak kalau saya cuma numpang cari ilmu, numpang cari modal dan ujung-ujungnya bakal resign. Alhamdulillah mimpi saya 8 tahun lalu Allah kabulkan tahun 2014 dengan berdirinya NaRa Artwork sebuah usaha dibidang jasa desain dan creatif produk.

Sejak awal kuliahpun ketika ditanya rencana setelah lulus apa? Cuma satu di otak saya punya usaha sendiri. Usaha apa? Ya gak tau deh yg penting mandiri.  Dan selama di kampus pun diberi kesempatan dan pengalaman sangat berharga yg berkaitan dg dunia wirausaha. Mulai dari diamanahi sebagai Kepala Biro Kewirausahaan KMMP, Kepala Departemen Biro Kewirausahaan Dewan Mahasiswa meskipun sepertinya saya tidak sukses sebagai kepala Biro #sedih,  mengikuti PKM, dan berbagai ajang lomba meskipun tidak pernah menang (hahaha), mendirikan kantin kejujuran meskipun sering rugi, ataupun bekerja sampingan sebagai SPG. Itu semua mendidik saya untuk menjadi berani dan tidak pemalu. Saya ingat betul ketika bekerja sebagai SPG dan menawarkan produk baik di pameran hotel, di Mall atau di event2 di Jogja seringkali saya ngumpet kalau ada teman yang lewat karena malu. Tapi lama-kelamaan saya terbiasa dan malah beberapa teman mengikuti jejak saya. Di kantin kejujuran saya juga saya nitip jajanan yg saya buat sendiri seperti donat dan pudding. Ingat betul modal awal 17rb dan setiap hari masak puding bersama Nabilla jam 4 pagi itupun masak dg magic com sebelum akhirnya ada kompor di kost. Lalu jam 6 ambil donat tanpa topping di produsen donat lalu kami hias dengan berbagai toping. Jam 7 pagi saya antar puding dan donat ke kantin kejujuran kampus dg penampilan buluk ala-ala saya dg pakai rok, sandal, kaos yang didobel jaket. Kalau antar donat saya tetap pakai masker dan helm dari parkiran ke kantin kejujuran buat jaga-jaga kalo ketemu temen gak malu deh karena belum mandi. Kalau ada jadwal kuliah pagi akan saya bawa barang dagangan sebelum masuk kuliah. Sewaktu pergantian kuliah saya cek barang dagangan dan saya ambil sisa donat atau puding jam 3 sore. Kalau sisa dikasihkan anak kost atau dimakan sendiri :D.  Pernah suatu ketika puding yg saya bawa terjatuh di jalan ketika naik motor dan beberapa rusak dan tidak bisa dijual, rasanya nelangsa sampai2 bikin saya nangis sepanjang jalan pulang ke kost. MasyaAllah kalau ingat rasanya kangen dan pengen ketawa.

Merasakan betapa repotnya memulai dan belajar mandiri sayapun nyeletuk  "Wah kayaknya enak ya kalau punya usaha sendiri dan yg jadi partner usaha itu suami sendiri, apa-apa gak repot sendiri tapi ada yang bantuin". Dan lagi-lagi Allah kabulkan mimpi "konyol" saya. Iya benar, yang menjadi suami saya sekarang adalah partner usaha saya. NaRa Artwork yang alhamdulillah baru belajar dan baru berjalan 1,5 tahun. Saya berperan sebagai marketing, admin, bendahara sekaligus finishing produk dan Mas Ares berperan sebagai desainer dan kepala produksi. Partner hidup sekaligus partner usaha, persis seperti apa yang saya impikan sewaktu jaman kuliah dulu.

Secara fisikpun suami saya persis seperti apa yang saya impikan. Badan saya yang kecil dan pendek sering jadi bahan "bully" teman ataupun adek-adek saya. Kadang kalau pas sebel cuma nyeletuk "Biarin yang penting besok jodohku tinggi". Dan benar-benar jadi impian karena dalam benak saya punya suami berbadan besar dan tinggi itu seperti punya bodyguard, aman deh kemana-mana dan kalau diledek sipendek dan bisa jawab "Gak apa-apa yang penting suamiku tinggi." Hahaha. . Dan lagi-lagi saya diberikan suami dengan fisik yang tinggi dan badan yg besar persis seperti yang apa saya impikan.

Ah rasanya tidak sabar untuk menunggu impian-impian selanjutnya. Karena segala skenario-Nya itu jauhhhhh lebih indah dari yang aku impikan. Teruntuk suamiku tersayang. . Thanks for make all my dreams posibble. You're still my dream. Karena masih banyakk mimpi yg ingin aku capai bersamamu. Semoga gak cuma didunia, tapi juga di akhirat kelak tetap jadi mimpiku. Aamiin. .


Comments