read more story

#17 Marah itu Enggak Salah..

Sebuah pelajaran (yang bisa aku ambil) dari cerita yang aku tulis di cerita sebelumnya, bisa baca disini: Kisah yang Tidak Indah Jaman Sekolah.

Jadi setelah kejadian aku dimarahin itu, Pak Supra menjadi lebih ramah & baik sekali. Dari sikap dan ekspresi yang terlihat, aku bisa menilai bahwa beliau seperti menyesal sudah melampiaskan emosinya. Mungkin sama seperti orang tua yang kesal terhadap anaknya lalu marah - marah dan menyesal setelahnya.

Barangkali kita juga familiar dengan hal ini. Pasti pernah kan menyesal setelah marah - marah?

Sewaktu marah barangkali belum terasa karena merasa bahwa marahnya kita itu benar & berasalan. Saat sudah tenang, barulah merasa menyesal karena sudah melampiaskan amarah secara berlebihan, mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan dan bicara dengan nada tinggi.

Sebetulnya marah itu enggak salah. Manusia memang diberi karunia agar bisa merasakan berbagai jenis emosi, salah satunya marah.

Perlu diingat bahwa kita harus bijak mengekspresikan emosi tersebut. Itulah kenapa kita diminta mengambil jeda saat emosi, saat marah, supaya nggak reaktif.

Dalam Islam juga sudah diajarkan apa yang mesti dilakukan saat marah yaitu dengan berwudhu dan merubah posisi tubuh. Jika marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, jika marah dalam keadaan duduk maka berbaringlah.

Cuma yaa perkara mengelola marah ini memang nggak gampang, biarpun sudah paham teorinya kalau udah emosyional mah masih suka loss dollll (akuuu) 😅🙈.

Cerita ini juga bisa dibaca di instagram:



Ditulis dalam rangka mengikuti #30HariBercerita.


Love,


Nieta Firda

Comments