read more story

#26 Terimakasih untuk (Hampir) Enam Tahun Ini


Malam itu, obrolan mengalir begitu saja di sudut coffe shop sembari meneduh karena tak mungkin nekad menerobos hujan sambil membawa lembaran kertas penting.

"Aku minta maaf ya Mas kalau selama ini masih banyak kurangnya jadi istri.."

Obrolan malam itu membuatku nostalgia, melihat kembali masa lalu, ketika aku yakin memutuskan untuk menikah..

"Iya Mas, aku mau berproses bersama - sama. Ayok jalani, susah seneng, suka duka, lapang sempit, semuanya bareng - bareng, yaa. ."

Geli yaaa haha.. Ya begitulah romansa anak umur 25..

Waktu berlalu.. Aku belajar bahwa menemani seseorang berproses itu tidaklah mudah tapi barangkali disanalah letak keberkahannya. Dari kesabaran yang kita luaskan, doa yang kita panjatkan, bahu yang kita sandarkan, dan semua kebaikan (sekalipun kecil) yang kita lakukan dengan ketulusan.

Manusia tak bisa luput dari salah, begitulah aku. Kadang aku bertindak kelewatan, tanpa sadar membandingkan atau tak mau mendengar penjelasan.

Kadang aku lupa bahwa suamipun sepertiku, yang masih terus belajar memahami & mendampingi (istrinya yang banyak mau ini). Kesulitan yang aku hadapi, ia juga temui.

Kadang aku lupa bahwa suami adalah perantara kasih sayang-Nya tapi seringkali aku menuntut segala kebaikan dipundaknya, padahal semua kenikmatan berasal dari-Nya.

Kadang aku juga lupa bahwa kita adalah dua orang manusia yang sedang ditakdirkan bersama untuk menjalani proses hidup bernama rumah tangga. Saling, tak ada yang kalah & menang, sama saja.



Aku belajar bahwa menikah adalah tentang berproses dengan diri sendiri dulu sebelum kemudian berproses dengan pasangan. Sebab tak mungkin sebuah hubungan hanya berisi tuntutan sepihak, yang dikarenakan kita yang belum sepenuhnya mampu berproses dengan diri sendiri.

Terima kasih, untuk (hampir) enam tahun ini. Aku tau jalan menuju kebaikan memang tidak selalu mudah tapi semoga apapun keadaannya tidak membuat kita lupa bersyukur.


Ditulis dalam rangka mengikuti #30HariBercerita.


Love,


Nieta Firda

Comments